Hari ini hari rabu.
Bukan! Bukan! Maksudnya hari ini hari selasa. Hhe
Hari ini di kelas saya yaitu kelas X-5 ada pelajaran Bahasa Jepang, itu pelajaran di jam akhir, jam ke 7- 8.
Yah seperti biasa Najihah-sensei (guru Bahasa Jepang) masuk ke kelas dengan gaya santainya. Anak-anak sekelas sih juga pada santai & siap buat belajar tentunya -prett-.
Tiba-tiba sensei bilang "Siapin kertas HVS kalian, hari ini kita belajar menulis kaligrafi Jepang (shodo)".
Terus anak-anak sekelas pada ribut protes masal kayak orang lagi bentrok, "Sensei, perasaan kami gak pernah disuruh bawa HVS deh." .
"Lha? Iya yah? Yaudah, kalau gitu kalian cari HVS aja. (Lha, nyari?, bingung saya pas sensei bilang gitu). Beli di fotokopian atau minta sama temen."
Oh, ngerti. Tapi kan sekarang lagi hujan. *tengok jendela* gimana caranya? Beli HVS hujan-hujan gini, apa gak basah?
"Kalo gak salah aku bawa sedikit kertas HVS" radar saya langsung tinggi waktu ada yang bilang kayak begitu. Eh, ternyata si Alif a.k.a Mas Mr. Arif -kicked- yang ngomong kayak begitu. Langsung deh saya ngacir kecepatan cahaya ke bangkunya si Alif buat minta kertas HVS yang very limited edition.
Ugh, setelah perjuangan 7 hari 7 malam, bertarung dengan teman-teman yang juga pada berebut kertas HVS, akhirnya saya dapat itu selembar kertas HVS.
Eiz, cerita bukan sampai sini aja. Lanjutannya masih ada lho.
Setelah berhasil mendapatkan itu selembar kertas HVS. Lalu sensei bilang, "kertas HVSnya perlu 2 lembar ya".
Yaaaaaaaaaaaaaahhhh..., penonton kecewa. Terpaksa deh nyari selembar lagi.
Sekelas pada kalang kabut buat cari-cari kertas HVS lagi. Yang belum dapat dari pembagian sembako oleh Mr. Arif -geplaked- tambah kalang kabut karena belum punya HVS satupun.
Yah, akhirnya mereka dengan sangat terpaksa -sukarela kale- pergi menjelajah ke luar kelas untuk mencari benda ekonomi yang disebut dengan 'kertas HVS'. Semua pada ramai keluar kelas kayak anak ayam keluar dari kandang. Saya sih dalam kelas aja karena bingung mau nyari dimana lagi?
Tapi, beberapa menit kemudian...
JREEENNNGGGG!!! Saya lihat beberapa temen dapat kertas HVS, entahlah mereka dapat asalnya dari mana.
"Oy, oy, oy, (manggil orang ceritanya nih) dapat darimana itu kertas?"
"Noh, nyari di kelas X-2. Yang lain juga banyak yang dapat dari sono." kata si Oy Oy Oy tadi.
"Oh, Thx" Saya langsung ikutan ngacir ke X-2.
Sesampainya di X-2.
Singkat cerita, akhirnya saya gak nemu HVS disana. Dan saya mudik lagi ke habitat.
Pas sampai di habitat, tiba-tiba saya ketiban HVS runtuh.
Bukan, tapi teman sebangku saya Kartini yang kasih saya HVS. Dia dapat beberapa lembar pas berpetualang ke X-2, dan selembar di kasih kasih ke saya. Alhamdulillah. :)
Singkat cerita a.k.a skipped, setelah kisah Berpetualang Menemukan HVS, tamat. Sensei menjelaskan tentang tata cara aturan segala macam tentang shodo, dan lalu kamipun memulai praktek menulis kaligrafi Jepang.
Pertama-tama sensei memberikan contoh, kata yang ditulisakan oleh sensei yaitu ゆ め(yu me). Sensei bilang itu kata yang digunakan untuk menjadi patokan bagus tidaknya kemampuan shodo seseorang.
Lalu masing-masing murid bergiliran maju buat menulis kaligrafi Jepang bertuliskan 'yume' tadi ke depan. 1per1 dipanggil acak, sampai tiba giliran saya. Rada gugup juga sih, soalnya shodo itu perlu ketelitian juga kesabaran.
Saya mulai menggambil kuas, lalu mencelupkannya dengan sedikit tinta. Dengan perlahan saya mulai menggoreskan kuas di atas HVS (yang dicari setengah mati) milik saya.
Dan jengg... jengg.. inilah hasil bikinan saya. (kurang lebih seperti ini)
Aaaaaaaaaa...! Kayaknya gak bagus, kurang pas goresannya. Tapi biarlah, namanya juga baru pertama kali mencoba. Hhe
Setelah semua giliran selesai, temen-temen juga pada bangga lihat hasil karyanya masing-masing.
Lalu sensei ngajakin foto bareng 1 kelas sambil pegang hasil karya shodo mereka.
Setelah sesi foto-fotonya selesai, teman-teman kerjaan juga pada gaje sambil nunggu bel pulang 'tetott...!!!'.
Eh, ternyata ada yang iseng nempelin hasil kaligrafinya di dinding belakang kelas. Saya pikir kuker atau apa itu orang. Terus saya ikutin itu orang, dengan bermodal double tape, saya ikutan nempel. Eh, ternyata 1 sekelas (hampir) pada ikut tempelin hasil karyanya ke dinding juga.
Setelah beruding beberapa saat, akhirnya kami sepakat buat ng'bentuk itu tempelan-tempelan kertas kaligrafinya jadi hiasan dinding & membentuk tulisan "X 5".
Dan ini semua hasil karya teman-teman sekelas yang diabadikan di dinding belakang kelas. "X 5"
Hha, lumayan keren. Kreatif juga idenya. Kelas jadi berasa nuansa jepangnya.